Senin, 19 Januari 2015

Review Film "Sang Pencerah"


Film "Sang Pencerah" ini sangat marak sekali diperbincangkan pada saat peluncurannya di tahun 2010. Film ini dibuat bukan hanya dianjurkan untuk anggota Muhammadiyah saja yang menonton tetapi semua kalangan pun dianjurkan untuk dapat menikmati film garapan Hanung Bramantyo ini.

 Film ini menjadikan sejarah sebagai pelajaran pada masa kini tentang toleransi, koeksistensi (bekerjasama dengan yang berbeda keyakinan), kekerasan berbalut agama, dan semangat perubahan yang kurang. Sang Pencerah mengungkapkan sosok pahlawan nasional itu dari sisi yang tidak banyak diketahui publik. Selain mendirikan organisasi Islam Muhammadiyah, lelaki tegas pendirian itu juga dimunculkan sebagai pembaharu Islam di Indonesia. Ia memperkenalkan wajah Islam yang modern, terbuka, serta rasional. Versi novel kisah ini ditulis oleh wartawan-sastrawan Akmal Nasery Basral, dan mendapat predikat Fiksi Terbaik Islamic Book Fair Award 2011.

Aktris & Aktor yang Ikut Berperan dalam Film "Sang Pencerah"

SutradaraHanung Bramantyo
ProduserRaam Punjabi
PenulisHanung Bramantyo
PemeranLukman Sardi
Yati Surachman
Slamet Rahardjo
Giring Ganesha
Ikranagara
Muhammad Ihsan Tarore
Zaskia Adya Mecca
Sujiwo Tejo
Dennis Adhiswara
Agus Kuncoro

Berikut ini adalah Review Film nya Cek It Out ....
Muhammad Darwis adalah seorang anak dari Abu Bakar yang dulunya seorang khotib di masjid besar Kauman yang biasa di panggil darwis oleh keluarga dan teman-teman dekatnya. Pada saat umur 15 tahun, Darwis banyak melihat budaya sesajen berbaur agama Islam yang menurutnya menyesatkan. Kemudian Darwis memutuskan untuk pergi ke Mekkah untuk memperdalam ilmu agama Islam. Sebelum berangkat ke Mekkah, Pakde-nya berpesan agar ia belajar di Mekkah untuk membawa perubahan untuk Kauman. Tidak seperti kyai-kyai sebelumnya yang sudah belajar disana tetapi masih saja mengikuti tradisi yang dilakukan di Kauman.

Sepulang dari Mekkah, Darwis mengubah namanya menjadi Ahmad Dahlan. Nama Ahmad Dahlan itu sendiri berasal dari gurunya sewaktu belajar di Mekkah dan Beliau menikah dengan Siti Walidah.

Setelah belajar di Mekkah belajar selama 5 tahun, ia mencoba melihat apakah arah sholat yang berada pada meswjid besar itu benar atau salah. Ia sudah mengukurnya dengan kompas dan menghitung jarak di peta, apakah arah yang selama ini diyakini sebagai arah kiblat menghadap Mekkah apa tidak. Ia juga bertanya pada Kyai-Kyai dari masjid lain. Malahan ada Masjid yang menghadap ke arah timur laut.

Dengan keyakinan bahwa perkiraan arah kiblat yang sebelumnya mengarah pada Afrika menjadi arah Ka’bah di Mekkah dengan mengubah arah kiblat menghadap barat laut, yaitu 23 derajat dari arah sebelumnya.


Melalui langgar/ surau-nya, Ahmad Dahlan mengawali pergerakan mengubah arah kiblat yang salah di masjid besar kauman. Akan tetapi, perubahan itu ditentang oleh kyai penghulu cholil kamalidiningrat marah. Ditengah kemarahan emosi yang memuncak, kyai penghulu memerintahkan untuk membongkar surau yang telah didirikan Ahmad Dahlan karena sudah dianggap merusak tradisi yang berlaku ketat di Yogyakarta dan dianggap mengajarkan agama aliran sesat.

Karena merasa sakit hati, Ahmad Dahlan dan Istrinya yaitu Siti Walidah memutuskan untuk pergi dari desa Kauman. Tetapi keputusannya itu tidak disetujui olek kakak Ahmad Dahlan. Ia mengatakan bahwa keluarganya maswih butuh pemikiran-pemikiran pembaharuan yang dilakukan oleh Ahmad Dahlan. Kakaknya juga berjanji akan mendirikan surau untuk Ahmad Dahlan sebagai sarana belajar mengaji dan tempat ibadah.

Dengan dana dari kakak dan istrinya, Ahmad Dahlan Akhirnya dapat mendirikan Suraunya dan membuka sekolah yang menyadarkan bahwa Islam tidak hanya mengajarkan tentang tauhid, tetapi juga mampu memperbaiki kesejahteraan melalui pendidikan.
KH. Ahmad Dahlan sukses menyampaikan pesan penting dari inti surat Al-Ma’un yang menjadi gerakannya dalam mengelola sebuah masyarakat yang mengalami kemiskinan, kesengsaraan untuk memperoleh kesejahteraan sekaligus kesehatan.


Ahmad Dahlan ingin mengjarkan ilmunya, ia mencoba untuk mengajarkan agama Islam di sekolah pemerintah Belanda. Awalnya pengurus sekolah itu tidak yakin akan berhasil, tetapi Ahmad Dahlan membujuknya agar ia diberi kesempatan sekali untuk mengajarkan agama islam. Dan akhirnya beliau diijinkan untuk mencoba.

Pada saat percobaan itu, ketika Ahmad Dahlan memberi salam, tidak ada satupun murid yang menjawab salam itu. Ketiga kalinya memberi salam, salah satu murid ada yang mengeluarkan kentut. Ahmad Dahlan tidak marah, ia menerangkan tentang kebesaran Allah yang telah memberikan manusia lubang untuk membuang gas-gas yang berada dalam perut. Karena cara mengajar yang asyik, murid-murid tertaruk untuk diajar Ahmad Dahlan, dan Beliau pun resmi mengajar di sekolah itu.
Namun hal itu tidak disetujui oleh keluarga dan murid-muridnya dulu seperti sudja. Ahmad Dahlan dianggap kafir karena telah mengajar di sekolah pemerintah Belanda. Beliau juga dituduh sebagai kyai kejawen hanya karena dekat dengan lingkungan cendekiawan Jawa di Budi Utomo. Tetapi tuduhan itu tidak membuat pemuda Kauman itu surut untuk menegakkan agam islam yang telah melenceng dari ajaran sebelumnya.

Para murid yang berada di sekolah pemerintah Belanda tertarik belajar pada Ahmad Dahlan karena mereka tahu bahwa Ahmad Dahlan akan mendirikan sekolah disuraunya. Bagi Ahmad Dahlan, Islam adalah agama Rahmatan Lil Alamin, memberikan kedamaian bagi siapa saja termasuk non muslim. Selama masih dalam koridor membangun kesejahteraan masyarakat. Baginya, hal pertama yang seharusnya dikedepankan umat Islam adalah akhlaq yang baik, terbuka dan toleran seperti Rasulullah SAW. Secara perlahan, kiprah Dahlan muda yang dianggap kontroversi mampu mengubah tidak hanya pandangan umat Islam kebanyakan, tetapi kaum barat terhadap Agama Islam.

Didampingi isteri tercinta, Siti Walidah, dan 5 murid-murid setianya yakni Sudja, Fahrudin, Hisyam, Syarkawi, dan Abdulgani, Ahmad Dahlan membentuk organisasi Muhammadiyah dengan tujuan mendidik umat Islam agar berpikiran maju sesuai dengan perkembangan zaman.

Lagi-lagi hal itu ditentang oleh para kyai penghulu. Organisasi Muhammadiyah dianggap sebagai ajaran agama yang sesat dan kyai penghulu berpikiran bahwa Ahmad Dahlan akan menjadi Resident.
Munculnya organisasi ini juga menimbulkanpertentangan antara masyarakat yang menentang Ahmad Dahlan dan yang berpihak pada Ahmad Dahlan. Seiring berjalannya waktu, akhirnya kyai penghulu memyadari kesalahannya itu. Ia menyetujui pembaharuan yang dilakukan oleh ahmad dahlan.
Itulah cerita yang saya peroleh dari film Sang Pencerah yang dimulai dari lahirnya Ahmad Dahlan, pembaharuan yang dilakukan Ahmad Dahlan serta tantangan-tantangan yang telah dihadapi hingga menjadi seperti sekarang ini.


Unsur-unsur Kebudayaan yang Terkandung di dalam Film "Sang Pencerah" (didalam berbagai bidang)


1.     Bidang Agama
a.    Mengubah arah kiblat yang dulunya mengarah sebelah barat menjadi serong 23 derajat dari posisi semula
b.     Menegakkan kembali kepada Al-Qur’an dan As sunnah
c. Menghilangkan praktek tradisi yang menimbulkan kesesatan bagi yang menjalaninya

2. Bidang Sosial
a.   Mendirikan Organisasi Muhammadiyah yang bersumber pada Al Qu’an dan Al hadist dan mementingkan kebutuhan masyarkat daripada kebutuhan individu
b.    Sesuai dengan surat Al Ma’un, ia mengajarkan untuk menyatuni fakir miskin

3. Bidang Pendidikan
a.     Mendirikan sekolah yang mengajarkan agama Islam walaupun pada filmya masih berada di suraunya untuk mengajarkan pendidikan kepada anak-anak

Dan demikianlah Review Film "Sang Pencerah" yang pernah menjadi film terlaris di tahun 2010 itu saya buat.