Selasa, 10 April 2018

TRANSFORMASI WAJAH KRL




Pembukaan:
Barangkali masih lekat dalam ingatan kita saat penumpang kereta rel listrik (KRL) berebut naik ke atap kereta. Itu pemandangan mengerikan yang terjadi bertahun-tahun lamanya. Tak hanya itu, ingatkah Anda ketika penumpang dengan bebasnya bisa membeli gorengan atau sekadar membeli penjepit rambut dari dalam gerbong kereta? Ada pula pengamen yang memainkan gitar dan bernyanyi dari gerbong satu ke gerbong lainnya ketika itu.
Kini, suasana semacam itu tak lagi terasa. PT Kereta Api Indonesia yang menginjak usia 72 tahun pada 28 September 2017 telah membenahi pelayanan KRL secara bertahap. PT KAI menghadirkan layanan KRL commuter line yang semua gerbongnya dilengkapi pendingin ruangan dan kursi yang empuk. Sistem pembelian tiket juga tak lagi menggunakan kertas.
Tak dapat dipungkiri, KRL merupakan transportasi massal yang menjadi andalan warga di Jabodetabek. Seperti apa tahap demi tahap perubahan yang terjadi dalam layanan KRL Jabodetabek? Mari ikut perubahan wajah KRL dari masa ke masa.
Analisis :
Kereta merupakan transportasi umum yang dapat menampung banyak orang didalamnya. Ini menjadikan kereta sebagai salah satu transportasi yang seharusnya dapat mengurai kepadatan di negara kita ini, Indonesia. Commuter Line menjadi terobosan baru yang di keluarkan PT. KAI. Karena Commuter Line mempunyai jaringan yang luas cakupannya. Dari waktu ke waktu PT. KAI sudah semakin bagus dalam memperbaiki pelayanannya, dulu pernah kita dengar jika banyak sekali penumpang yang menduduki diatap keretanya tetapi saat ini sudah tidak ada dikarenakan banyak aturan, teknis dan pelayanan yang diperbaiki.
Pembenahan CL dimulai dari pembelian 8 unit kereta AC pertama seri 8500 yang kemudian dibentuk menjadi rangkaian KRL. Tak berenti disitu, setelahnya banyak teknis yang dirubah demi kenyaman penumpang KRL salah satunya pada layanan pembelian tiket. Yang awalnya membeli tiket pada loket saja saat ini sudah ada tiket elektronik. Ada dua jenis tiket elektronik, yakni kartu single trip untuk satu kali perjalanan dan kartu multi trip (KMT) yang dapat digunakan untuk beberapa kali perjalanan selama saldo mencukupi. Pada tahun 2013 PT. KCJ (anak dari PT. KAI) memeberlakukan uang jaminan pengembalian tiket sebesar Rp 5.000 dikarenakna banyak tiket (single trip) yang tidak dikembalikan itu membuat rugi PT.KCJ dan saat ini uang jaminan bertambah menjadi Rp 10.000.

Sangat bangga sekali dengan progress atau perubahan yang terjadi pada CL karena semua perubahan dilakukan dengan mempertimbangkan hasil baik untuk para penumpang. Saat ini CL sudah sangat baik. Tetapi mungkin butuh tambahan banyak kereta, karena saat ini CL menjadi salah satu transportasi primadona para pekerja yang lokasi kerjanya cukup jauh ini menyebabkan saat pagi hari dan saat jam pulang kerja didalam CL penuh sesak sekali. Setiap orang dituntut untuk dapat bertahan diri di penuh sesakan saat didalam CL. Tp mungkin PT.KAI dan PT.KCJ sudah melakukan yang terbaik, tinggal kesadaran penumpangnya yang harus ditingkatkan. Jika sudah terlihat penuh jangan mencoba untuk tetap bisa masuk kedalam gerbong kereta karena bisa menunggu kereta selanjutnya. Jika tidak ingin terlambat, cobalah lebih pagi untuk dapat berangkat dan menaiki kereta lebih awal. Semoga terobosan-terobosan baru CL dapat menambah baik dari saat ini yang kita rasakan.